Bincang Tarbiyah bersama Drs. H. Abu Bakar Adanan, MA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berkolaborasi dengan Prodi Pendidikan Bahasa Arab mengadakan Bincang Tarbiyah menghadirkan dosen kharismatik Drs. H. Abu Bakar Adanan, MA yang akan berbagi cerita tentang pengalaman beliau menjadi ASN dan Dosen selama 36 tahun, dan beliau akan memasuki purnabaktinya di akhir tahun ini.

Dalam Bincang Tarbiyah ini yang dipandu oleh Kaprodi PBA Dr. Akmal Walad Ahkas, MA selama kurang lebih 1 jam diwarnai dengan raut wajah yang serius dan tawa dari para hadirin yang ikut hadir dan menyaksikan acara tersebut. Turut hadir dalam acara ini juga istri tercinta dan anak-anak Ustaz Abu Bakar dan beberapa dosen di antaranya, Bapak Dr. Mardianto, M.Pd., Ayahanda Prof. Dr. Haidar Putra Daulay, MA., Ayahanda Ustaz Drs. Ahmad Bangun, MA., Ustaz Dr. Zulheddi, Ustaz Dr. Salamuddin, Ustaz Dr. Zulfahmi Lubis, Ustaz Pangulu Abdul Karim, MA., Ustaz Zulkifli, MA., Ustaz Dr. Darlis, Ustaz Farhan Mubarak, MA., Pak Abdul Basid, M.Pd (keuangan FITK) dan lain-lain turut mendengarkan pengalaman dan wawasan yang begitu dalam diceritakan sambil menyebutkan nama-nama Rektor dan Dekan dari masa ke masa tanpa melihat catatan tulisan.

Beliau menceritakan, “Saya lahir di desa Sibaung-Baung. Kecamatan Panyabungan, sekarang Panyabungan Utara. Daerah ini merupakan daerah paling ujung dari Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara. Saya lahir dan dibesarkan di sana dalam keluarga yang sederhana dan tentram. Saya merupakan anak satu-satunya laki-laki. Saya anak ke 6 dari 9 orang bersaudara. Pada saat saya masih berusia 7 tahun, ayah saya sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Kamipun hidup hanya diasuh oleh mamak seorang.”

“Pendidikan pertama saya adalah di sekolah Maktab yaitu sekolah agama  tingkat Ibtidai (dasar). Guru kami pada waktu itu adalah Sutan Komala Bulan Nasution, dari Desa Gunung Tua Panyabungan Mandailing Natal. Pada bulan Desember tahun 1970 saya tamat sekolah, kemudian melanjutkan Pendidikan di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru. Motivasi saya belajar di sana adalah karena ingin mendalami ilmu agama seperti jejak ayah saya yang juga menjadi santri di pesantren tersebut. Saya merasa sangat bangga dengan ayah yang menyantri di sana dan tamat sekitar tahun 30 an.”

“Saya masuk ke Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru pada tahun 1971, masuk di kelas 2. Karena di  karena di Pesantren tersebut, untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah nya 4 tahun dan untuk tingkat Madrasah Aliyah nya 3 tahun, menjadi 7 tahun lamanya. Setelah 1 tahun belajar di sana saya mengalami sakit , lalu saya pulang dan berhenti sekolah. Disebabkan oleh sakit yang saya derita ini jugalah, maka kondisi fisik saya seperti ini. Jadi sakitnya fisik saya ini adalah bukan bawaan lahir. Oleh karena itu, saya tertinggal kelas dari kawan-kawan yang satu angkatan mereka sudah di kelas 4, saya masih tetap di kelas 2. Namun suatu waktu seorang guru besar di Musthafawiyah yang bernama syekh Zainuddin Musa alumni India memanggil saya agar masuk lagi ke Musthafawiyah kelas 4,  tapi pada waktu itu saya tidak bersedia, biarlah saya di kelas bawah. Memang sangat saya sadari pada waktu itu saya merasa minder karena sakit yang menyebabkan cacat fisik seperti ini. Di pesantren ini saya dulu menghafal Alquran walau tidak sampai khatam. Kemudian saya menghatamkan nya di luar pesantren Musthafawiyah.” Beliau menceritakan ini akan lebih lengkap dalam buku profil beliau yang akan terbit dalam waktu yang tidak lama lagi.

Jadi sekarang saya sudah tua sekitar 64 tahun,  Insya Allah tanggal 5 Desember 2022 nanti saya akan purna Bakti. Saya tetap Insyaallah tetap berkomunikasi walaupun tidak mengajar lagi seperti dosen biasa,  saya akan tetap bersilaturahim dengan dosen-dosen di FITK UIN SU Medan. Mudah-mudahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini Makmur. Siapapun pemimpinnya, makmur berjaya semakin hebat keilmuannya di tengah-tengah masyarakat dan berguna bagi dunia dan akhirat. Itulah yang ingin kita capai sebagai tujuan hidup manusia,  selamat dunia dan akhirat.” Ujar Beliau.

Di akhir Bincang Tarbiyah, ada hal yang istimewa dalam acara ini yaitu pengijazahan sanad dari Beliau kepada beberapa dosen FITK yang telah ditentukan beliau sendiri yaitu Ustaz Dr. Zulheddi diberikan ijazah sanad dalam ilmu Bahasa Arab, Ustaz Dr. Zulfahmi Lubis diberikan ijazah sanad ilmu Tasawuf dan Kalam, Ustaz Zulkifli Nasution MA diberikan ijazah ilmu Quran dan Ustaz Pangulu Abdul Karim, MA diberikan ijazah Sanad Ilmu Hadis.

Setelah itu, arahan dan sambutan dari Dekan FITK Bapak Dr. Mardianto juga diberikan untuk menguatkan acara bincang Tarbiyah dan ucapan terimakasih dan rasa syukur yang mendalam atas segala sumbangsih Ustaz Drs. Abu Bakar Adanan, MA selama mengabdi 36 Tahun di Fakultas yang tercinta ini menjelang 55 Tahun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Medan. Dekan FITK juga memberikan sertifikat dan tanda kenangan kepada Ustaz Drs. H. Abu Bakar Adanan, MA.

Prof. Dr. Haidar Putra Daulay juga turut memberikan testimoni dan pandangan khusus terhadap Ustaz Drs. H. Abu Bakar Adanan, MA semasa menjadi pejabat di kampus tercinta ini. Setelah acara selesai, semua yang hadir foto bersama setelah itu dihidangkan makan siang bersama. Untuk lengkapnya Bincang Tarbiyah ini, dapat disaksikan pada channel Youtube Semangat Tarbiyah di https://www.youtube.com/watch?v=C8hLfZIJrik

Foto : Divisi Kominfo PBA